Satu dari Empat Remaja Coba Lakukan Hacking

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tufin Technologies, perusahaan spesialis keamanan asal Amerika Serikat, 25 persen remaja mengaku pernah mencoba melakukan hacking terhadap akun online orang lain.

Dari mereka yang menyatakan pernah mencoba melakukan hacking tersebut, sekitar 78 persen di antaranya mengakui bahwa perbuatan mereka memang keliru. Meski demikian, itu tidak membuat mereka menghentikan aktivitasnya.

Cracking, atau mencari-cari password merupakan aktivitas yang paling banyak dilakukan dan cara utama mereka masuk ke akun online pengguna internet lainnya.

“Salah satu yang paling mengkhawatirkan dari data yang terungkap oleh survey ini adalah banyaknya jumlah anak-anak yang berhasil melakukan hack dan usia mereka yang terlibat,” kata Reuven Harrison, Chief Technology Officer sekaligus pendiri Tufin Technologies, seperti VIVAnews kutip dari PC Advisor, 24 Maret 2010.

Harrison menyebutkan, hacking telah berubah banyak di beberapa tahun terakhir. “Dari sekadar penasaran atau hanya untuk bersenang-senang, kini hacking menjadi cara untuk mendapatkan uang dan menyebabkan kekacauan di perusahaan-perusahaan,” ucapnya.

Dari data yang didapat, lebih dari 46 persen anak-anak mengakses akun pengguna lainnya hanya untuk bersenang-senang. Sementara 20 persen lainnya melakukannya untuk mencari uang. Bahkan 5 persen menganggap bahwa aktivitas itu mereka anggap sebagai karir mereka.

Tufin menyebutkan, 25 persen percobaan hacking adalah masuk ke akun Facebook. Adapun 18 persen lainnya mencoba mengakses email teman mereka. Sekitar 5 persen pelaku mengaku mencoba masuk ke dalam website sekolah mereka.

Dari sisi perangkat yang digunakan, sebanyak 27 persen menyebutkan melakukannya lewat komputer pribadi. Adapun 22 persen melakukannya lewat warnet, serta 21 persen mengandalkan komputer di sekolah.

Share