China Bukan Lagi Pemasok Spam Utama

Mayoritas spam yang dihasilkan di seluruh negara berasal dari Amerika Serikat (AS). Posisi AS disusul oleh India dan Brasil. Yang menarik, menurut laporan Sophos, kini China tidak masuk dalam daftar 15 negara penghasil spam terbanyak.

Seperti dikutip dari laman Information Week, 4 Mei 2010, Sophos menyebutkan, mayoritas spam, yakni sebanyak 13% dari total spam datang dari AS, diikuti India (7,3%), Brasil (6,8%), Korea Selatan (4,8%), Vietnam (3,4%), dan Jerman (3,2%).

Negara lain yang masuk dalam 15 penghasil spam terbesar adalah Perancis, Italia, Polandia, Rumania, Rusia, dan Kerajaan Inggris.

“Semua mata tidak memandang ke arah negara yang masuk daftar, tetapi pada negara yang tidak masuk daftar,” kata Graham Cluley, konsultan teknologi di Sophos.

Padahal, China menjadi topik hangat awal tahun ini setelah Google melaporkan bahwa perusahaan mesin pencari terkemuka tersebut menemukan serangan terhadap server mereka diketahui berasal dari alamat IP di China.

“Sedikitnya dalam 12 bulan terakhir, China bisa menunjukkan bahwa proporsi spam yang dipancarkan oleh komputer-komputernya menurun dengan stabil,” kata Cluley.

Perhitungan Sophos mirip dengan laporan dari Symantec yang dirilis beberapa waktu lalu. Symantec memperkirakan bahwa 24 spam dari seluruh negara berasal dari AS. Sisanya, yang masuk dalam lima besar penghasil spam, secara berurutan adalah Brasil, Belanda, India, dan Jerman.

Menurut Sophos, spam sendiri mencakup 97 persen dari seluruh surat elektronik yang diterima server, yang membuat infrastuktur telekomunikasi dan perusahaan gusar. Selain itu, spam sering membawa malware atau link ke situs-situs berbahaya.

Share