Firefox dan Opera tampaknya menjadi browser favorit para hacker. Informasi ini terungkap dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Purewire, sebuah perusahaan penyedia layanan keamanan internet. Data didapat setelah mereka mengamati toolkit populer yang digunakan oleh hacker untuk menyerang pengguna lewat situs mengandung malware, seperti LuckySploit dan UniquePack.
Sebanyak 46 persen hacker menggunakan Firefox, sementara Opera ada di peringkat kedua dengan 26 persen. Padahal Opera sendiri hanya memiliki pangsa pasar global sekitar 2 persen saja.
“Hacker menggunakan browser yang memiliki pangsa pasar lebih kecil untuk menghindari agar mereka tidak dihack,” kata Rik Ferguson, Senior Security Advisor Trend Micro, seperti VIVAnews kutip dari V3, 24 Agustus 2009. “Meski begitu, bukan berarti Firefox dan Opera lebih aman dibanding Internet Explorer milik Microsoft atau browser lain, tetapi dua browser tersebut memiliki jejak yang lebih sedikit dan tidak menarik perhatian para pembuat malware,” ucapnya.
Sebagai contoh, menurut data intelijen Secunia, perusahaan pengamat keamanan aplikasi internet, saat ini Opera versi 9.x memiliki 22 laporan keamanan dan 50 peluang serangan. Sekitar 68 persen di antaranya sangat kritis.
Share
Firefox, Browser Favorit Penjahat Cyber
-
Koneksi internet bermanfaat untuk dukung pekerjaan. Tapi kalau banyak blokir, repot juga. Meski tidak berniat negatif, seorang pengguna bias...
-
Munculnya Facebook sebagai hari ini jejaring sosial terkemuka, tidak seimbang dengan sistem keamanan yang kuat untuk data pribadi yang dimil...
-
Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat meringkus sekira 100 orang yang disinyalir terlibat dalam pembobolan sistem komputer bank di ...
-
Februari lalu, Omar Ramos-Lopez dipecat dari agen penjual mobil Texas Auto Centre dan dia sangat marah. Akibatnya dia bertindak nekat. Ramos...
-
Ingat kelompok hacker yang gigih membela situs pembocor rahasia WikiLeaks? Kini para peretas yang menamakan diri mereka sebagai kelompok Ano...
-
Liputan gencar media terkait dengan kasus perdagangan melalui situs jejaring sosial, Facebook, membuat sindikat perdagangan manusia di Surab...